Stasiun ini
adalah stasiun KA kelas 3 dan sampai sekarang masih beroperasi, berada dalam
pengelolaan PT. KAI Daerah Operasi IX Jember. Dulunya Stasiun ini memiliki
banyak jalur, kini hanya 4 jalur, jalur 2 untuk kedatangan dan keberangkatan,
jalur 3 untuk untuk persilangan, jalur 1 dan 4 jarang difungsikan biasanya
digunakan untuk parkir gerbong dan kereta. Dulu di tahun 1927, stasiun ini
memiliki percabangan jalur ke arah selatan yang berakhir di kecamatan Pasirian.
Jalur tersebut juga memiliki cabang dari Lumajang menuju Rambipuji, Jember.
Namun di tahun 1987 jalur tersebut sudah dinonaktifkan karena jumlah penumpang
yang minim.
“Kereta
Api Jalur Lumajang-Pasirian”
Saya kurang tau
kapan tepatnya stasiun ini didirikan, tapi ketika saya berjalan menyusuri rel,
saya menemukan cetakan tahun di besinya, yaitu tahun 1919 dan 1921. Tapi saya
rasa usianya jauh lebih tua dari itu. Omong-omong tentang kereta api, saya jadi
teringat bagaimana orang jawa menyebut kereta api dengan istilah sepur. Usut punya usut, ternyata sepur
ini berasal dari bahasa Belanda yaitu Spoor. Lalu apa yang salah?
Sebenarnya Spoor atau Spoorwegen
artinya bukan kereta api
melainkan rel kereta api. Tapi sampai sekarang kesalahpahaman itu
seperti menjadi hal biasa. Hahaha! Ok, berikut ini akan saya bagikan foto-foto
yang saya dapat ketika berkunjung ke Stasiun Klakah.
Nah ini ada juga foto
jalur kereta api di daerah Jatiroto,
Nah, selain
kereta api, apa lagi hal-hal yang dirintis oleh Belanda? Yap! Kita tidak boleh
melupakan tentang Dam / Bendungan. Bahkan istilah DAM sendiri lebih sering kita
gunakan yang notabene DAM adalah bahasa Belanda yang berarti bendungan. Banyak sekali dam yang dibangun oleh Belanda
di Indonesia, hal itu dilakukan untuk mengatur lalu lintas air sungai kita, dan
bangunan-bangunan itu banyak yang masih bertahan hingga sekarang.
Di jalur Jatiroto-Lumajang
hingga Jember terdapat sungai besar yaitu Sungai Bondoyudo, nah disini dibangun
dam di beberapa titik. Salah satunya yang saya ingat adalah DAM UMBUL yang
terletak di Desa Umbul. Dam-dam ini dibangun untuk mengatur pembagian debit air
yang digunakan untuk berbagai kepentingan seperti pengairan sawah. Nampak di
sekitar sungai masih banyak lahan persawahan. Pabrik Gula Djatiroto juga berada
di sepanjang sungai ini.
Saya tidak
sempat berkunjung kemari karena cukup jauh dari rumah, jadi, berikut adalah
foto-foto yang saya dapatkan dari sumber-sumber di internet.
Wah, ternyata cukup banyak juga ya bangunan-bangunan rintisan Belanda ya sampai sekarang masih beroperasi dan bermanfaat bagi pemerintahan maupun perekonomian kita. Mulai dari sekolah, perkebunan, bendungan, hingga transportasi. Semoga ulasan ini mampu menambah wawasan dari teman-teman semuanya.
Wah, ternyata cukup banyak juga ya bangunan-bangunan rintisan Belanda ya sampai sekarang masih beroperasi dan bermanfaat bagi pemerintahan maupun perekonomian kita. Mulai dari sekolah, perkebunan, bendungan, hingga transportasi. Semoga ulasan ini mampu menambah wawasan dari teman-teman semuanya.
Referensi :
No comments:
Post a Comment