Saturday, 11 May 2013

Kereta Api dan Bendungan (DAM)





Minggu pagi tanggal 28 April 2013, sebelum kembali ke Malang, saya menemani mama belanja ke pasar Klakah. Seusai berbelanja, saya menyempatkan diri mampir ke Stasiun Klakah yang lokasinya tak jauh dari pasar. Ketika memasuki area stasiun kami sekan-akan terbawa ke masa lalu. Mengapa? Karena arsitektur dan furnitur dari stasiun ini sepertinya masih asli dari jaman Belanda dahulu. Di ruang tunggu dapat kita jumpai kursi tunggu dan jam besar antik yang masih berfungsi dengan baik. Lantainya, pintu, jendelanya, semuanya masih kuno.

Stasiun ini adalah stasiun KA kelas 3 dan sampai sekarang masih beroperasi, berada dalam pengelolaan PT. KAI Daerah Operasi IX Jember. Dulunya Stasiun ini memiliki banyak jalur, kini hanya 4 jalur, jalur 2 untuk kedatangan dan keberangkatan, jalur 3 untuk untuk persilangan, jalur 1 dan 4 jarang difungsikan biasanya digunakan untuk parkir gerbong dan kereta. Dulu di tahun 1927, stasiun ini memiliki percabangan jalur ke arah selatan yang berakhir di kecamatan Pasirian. Jalur tersebut juga memiliki cabang dari Lumajang menuju Rambipuji, Jember. Namun di tahun 1987 jalur tersebut sudah dinonaktifkan karena jumlah penumpang yang minim.

“Kereta Api Jalur Lumajang-Pasirian”

Saya kurang tau kapan tepatnya stasiun ini didirikan, tapi ketika saya berjalan menyusuri rel, saya menemukan cetakan tahun di besinya, yaitu tahun 1919 dan 1921. Tapi saya rasa usianya jauh lebih tua dari itu.  Omong-omong tentang kereta api, saya jadi teringat bagaimana orang jawa menyebut kereta api dengan istilah sepur. Usut punya usut, ternyata sepur ini berasal dari bahasa Belanda yaitu Spoor. Lalu apa yang salah? Sebenarnya Spoor atau Spoorwegen artinya bukan kereta api melainkan rel kereta api.  Tapi sampai sekarang kesalahpahaman itu seperti menjadi hal biasa. Hahaha! Ok, berikut ini akan saya bagikan foto-foto yang saya dapat ketika berkunjung ke Stasiun Klakah.




Nah ini ada juga foto  jalur kereta api di daerah Jatiroto,

Nah, selain kereta api, apa lagi hal-hal yang dirintis oleh Belanda? Yap! Kita tidak boleh melupakan tentang Dam / Bendungan. Bahkan istilah DAM sendiri lebih sering kita gunakan yang notabene DAM adalah bahasa Belanda yang berarti bendungan.  Banyak sekali dam yang dibangun oleh Belanda di Indonesia, hal itu dilakukan untuk mengatur lalu lintas air sungai kita, dan bangunan-bangunan itu banyak yang masih bertahan hingga sekarang.  

Di jalur Jatiroto-Lumajang hingga Jember terdapat sungai besar yaitu Sungai Bondoyudo, nah disini dibangun dam di beberapa titik. Salah satunya yang saya ingat adalah DAM UMBUL yang terletak di Desa Umbul. Dam-dam ini dibangun untuk mengatur pembagian debit air yang digunakan untuk berbagai kepentingan seperti pengairan sawah. Nampak di sekitar sungai masih banyak lahan persawahan. Pabrik Gula Djatiroto juga berada di sepanjang sungai ini.  

Saya tidak sempat berkunjung kemari karena cukup jauh dari rumah, jadi, berikut adalah foto-foto yang saya dapatkan dari sumber-sumber di internet.

Wah, ternyata cukup banyak juga ya bangunan-bangunan rintisan Belanda ya sampai sekarang masih beroperasi dan bermanfaat bagi pemerintahan maupun perekonomian kita. Mulai dari sekolah, perkebunan, bendungan, hingga transportasi. Semoga ulasan ini mampu menambah wawasan dari teman-teman semuanya.

Referensi :

No comments:

Post a Comment